2008-08-08

kura-kura piaraan, tempat tinggal

Jadi ceritanya sudah kira-kira dua bulan saya memelihara kura-kura hijau yang di kedua sisi kepalanya ada tanda merah (bahasa Inggrisnya red ear slider). Saya senang karena dari dulu saya suka dengan kura-kura. Tentunya sebagai peliharaan, bukan untuk dimakan. Saya tidak akan pernah secara sadar makan kura-kura/penyu/bulus dan sejenisnya.

Sebelumnya, saya menyatakan bahwa segala sesuatu yang saya ketahui tentang memelihara kura-kura belakangan ini saya dapatkan dari
sini. Ternyata pemahaman saya dari kecil itu salah. Kura-kura memang bisa hidup, tapi pertumbuhan dan kualitasnya jadi tidak optimal. Tulisan-tulisan saya tentang kura-kura adalah tentang bagaimana saya memelihara si kura-kura, yang saya beri nama Heine, selama ini. Jadi tentunya bukan yang paling ideal menurut ilmu perkura-kuraan.

Bahasan kali ini adalah tentang tempat tinggal. Sebelum mulai memelihara, yang pertama harus disiapkan adalah tempat tinggalnya.

Pada website di atas, tempat tinggal yang dianjurkan adalah yang paling ideal. Untuk ukuran Indonesia, sepertinya terlalu mahal untuk dicapai. Idealnya, per centimeter panjang cangkang kura-kura (panjang ini adalah panjang lurus dilihat dari atas, bukan panjang melengkung) membutuhkan 15 liter air. Cara mengukur panjang cangkang adalah dengan penggaris, jadi tidak bisa melengkung, lalu diukur panjang cangkang dilihat dari atas, tidak dengan menempelkan penggaris ke cangkang, jadi dengan mata saja. Dengan demikian, didapat panjang cangkang lurus.

Karena kebutuhan air yang banyak itu, idealnya kura-kura dipelihara dalam kolam atau akuarium. Tapi biaya yang dibutuhkan akan sangat mahal. Jadi untuk pemula seperti saya, saya hanya menggunakan akuarium kecil ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm. Waktu beli dihargai Rp 40.000,- Masih cukup untuk Heine yang panjang cangkangnya baru kira-kira 4.5 cm. Air perlu banyak karena habitat asli kura-kura adalah di kolam, jadi mereka bisa berenang sepuasnya tanpa takut tenggelam karena terbalik dan tidak bisa membalikkan diri lagi.

Karena air yang menggenang lama-lama bisa menjadi kotor, maka diperlukan filter akuarium. Habitat asli mempunyai air yang mengalir, jadi selalu bersih atau keseimbangannya terjaga. Untuk filter akuarium saya, saya gunakan yang kecil saja. Waktu saya beli seharga Rp 30.000,- Idealnya, pompa filter yang digunakan bisa memutar air sebanyak 3 kali dalam 1 jam. Di dalam filter saya terdapat batuan kecil (kerikil halus), kapas filter (bawaan filter), dan arang (saya tidak membeli karbon akuarium). Itu urutan dari atas ke bawah. Sejauh ini filter itu sudah cukup baik membersihkan air akuarium.

Idealnya, air di akuarium bersuhu kira-kira 27-28 derajat Celsius. Jadi perlu pengatur temperatur air dan thermometer. Tapi air di Indonesia suhunya sudah kira-kira segitu, jadi saya rasa ini bisa dilewatkan.

Lalu, diperlukan juga semacam landasan bagi kura-kura untuk mengeringkan diri atau beristirahat di luar air. Kura-kura bernafas dengan paru-paru. Karena itu mereka bisa tenggelam di air. Jadi mereka perlu sewaktu-waktu mengeluarkan kepala dari air untuk mengambil nafas sebelum berenang lagi. Idealnya, di atas landasan itu diberi lampu pemanas yang memancarkan sinar UVA dan UVB. Saya rasa bagi daerah Indonesia yang tropis, sinar matahari pagi sudah cukup. Lagipula suhu ruangan pada umumnya kira-kira 25-33 derajat Celsius. Jadi, saya hanya menyediakan landasan berupa batuan datar tanpa lampu pemanas. Bila pagi hari cerah, saya mengeluarkan Heine agar terkena sinar matahari langsung selama kira-kira 30 - 60 menit. Seperti pada manusia, sinar matahari diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan cangkang yang baik pada kura-kura. Selain itu kura-kura juga senang menghangatkan badan, karena kura-kura berdarah dingin, jadi mereka perlu sumber panas dari luar tubuh mereka untuk menghangatkan badan.

Pada dasarnya, itu saja yang diperlukan untuk tempat tinggal kura-kura. Pembuat gelembung udara adalah bonus sebagai mainan kura-kura. Ini tidak diperlukan seperti pada memelihara ikan. Mainan lain adalah gua-guaan di bawah air. Untuk ini, saya menggunakan pipa PVC bagian siku, jadi pipa berbentuk huruf L. Tentunya dengan diameter yang cukup besar untuk bisa dimasuki si Heine sampai dia agak besar nanti. Bila ingin memelihara ganggang air, juga dipersilakan. Tapi nanti kura-kura mungkin memakan ganggang itu sampai habis.

Penggunaan kerikil kecil sebagai hiasan sangat tidak disarankan. Takutnya kerikil tertelan dan akhirnya mengakibatkan kematian. Penggunaan pasir diperbolehkan, tapi saya rasa akan sangat menyulitkan pembersihan.

Penempatan akuarium di dalam rumah adalah terserah Anda. Yang penting tidak kena sinar matahari langsung yang bisa membuat air menjadi terlalu panas. Juga sebaiknya akuarium menjadi gelap pada malam hari, agar kura-kura dapat tidur dengan lebih tenang. Kolam di luar rumah perlu aman dari predator pastinya, misalnya kucing atau tikus atau apa saja yang bisa mengganggap kura-kura sebagai santapan. Selain itu, tempat berteduh perlu disiapkan untuk kolam di luar rumah.

Demikian pembahasan tentang tempat tinggal kura-kura.

5 komentar:

  1. Terima kasih kembali dan salam kenal.

    BalasHapus
  2. thx y buat infonnya, berguna banget buat w, hehe... soalnya saya baru memelihara kura-kura... tapi gk tahu cara peliharanya, jadi info ini sangat berguna sekali buat w, terima kasih sekali lagi...

    BalasHapus
  3. Terima kasih kembali. Semoga berhasil memelihara kura-kuranya.

    BalasHapus